Perjuangan Hati
Pagi itu mentari terbit dari timur, ia tersenyum
kepada dunia dengan memberikan sinarnya yang begitu anggun. Suasana di SMAN 13
Bandar Lampung masih begitu sepi dan sunyi, ya, itu memang masih menunjukkan
pukul 06.30 WIB. Bunga-bunga ditaman baru akan bermekaran menyambut hari senin
di mana itu adalah hari dimulainya aktivitas di sekolah selama seminggu ke
depan.
Ilham, itulah namaku. Aku seorang pria sederhana yang
menjadi siswa sejak hampir tiga tahun yang lalu di SMAN 13 Bandar Lampung. Aku
sekarang berada di kelas 12 IPA 3, kelas yang begitu kompak dan kelas yang
begitu aku banggakan.
Jika ada kelas 12 IPA 3 maka tentu saja ada kelas 12
IPA 2. Itu memang bukan kelasku, namun aku sangat sering berkunjung ke kelas
yang berada tepat di samping kelasku untuk sekedar bermain saat jam istirahat.
Namun, sesungguhnya aku hanya memiliki satu alasan mengapa aku sering
berkunjung ke sana, ya, tentu saja karena ada salah satu wanita pujaanku di
sana.
Indah, itulah nama wanita yang sukses membuatku
memikirkan wajahnya setiap saat. Saat belajarpun aku sering tidak memperhatikan
guru di depan dan malah asik mengobrol dengan teman sebelahku tentang dirinya.
Temanku bernama Joni.
“Jon ada berita apa tentang dia?” tanyaku.
“Sekarang belum ada perkembangan berita ham”
Indah adalah teman lamaku di kelas 10 bersama dengan
teman sebangkuku. Namun, aku mulai menyukainya saat kelas 11. Entah apa yang
membuatku memiliki rasa kepadanya. Sejak kelas 11 jantungku terasa berdebar-debar
saat berada didekatnya. Jika berpapasanpun aku tidak berani menegurnya apalagi
menatap matanya. Aku bingung mengapa aku seperti lap kanebo kering saat ada di
dekatnya, ya, aku kaku sekali. Aku bingung bagaimana harus mendekati wanita
pujaanku itu jika aku selalu seperti ini.
Sampai pada saat kami naik ke kelas 12 dan aku masih
tetap seperti kanebo kering yang selalu tidak bisa apa-apa saat ada di
dekatnya. Aku menyimpan rasa ini lama sekali, sampai pada akhirnya aku tahu
suatu hal yang sangat menyakitkan bagiku, ternyata Indah memiliki pacar baru.
Aku menyesal mengapa aku tidak menyatakan isi hatiku ini sedari dulu. Kini saat
ia memiliki pacar baru, hatiku terasa hancur berkeping-keping.
Sebulan berlalu dengan kesedihan yang selalu hadir di
setiap hariku. Setiap malam aku selalu dibuat galau olehnya. Hanya satu
harapanku saat ini, aku berharap mendapat kabar putusnya hubungan mereka.
Memang itu tampak terlihat jahat, namun itu bagi orang-orang, tidak bagiku. Aku
berharap seperti itu karena aku ingin memiliki kesempatan kedua untuk bisa
menyatakan perasaanku ini. Aku tidak menyerah begitu saja untuk bisa
mendapatkan cintanya, aku rela menunggunya sampai waktu yang akan menjawabnya.
Sampai saat yang kutunggu-tunggu tiba, kabar gembira
itu sampai di telingaku melalui teman dekatku, Joni. Aku sangat gembira sekali
karena kesempatan kedua bagiku itu masih ada. Aku tidak ingin menyianyiakan
kesempatan untuk kedua kalinya.
Mulai malam pertamanya tidak memiliki pacar, aku
memberanikan diri untuk sms dirinya untuk menghibur dan mengisi kesepiannya.
Aku senang sekali rasanya saat bisa mengobrol dengan dia walaupun hanya melalui
pesan singkat. Aku merasa bodoh karena memiliki nomor handphonenya sejak dulu
namun aku tidak memanfaatkan itu untuk mendekatinya.
“Hai” sapaku lewat sms.
“Iya kenapa ham?”
“Lagi ngapain ndah?” tanyaku.
“Lagi belajar ham”
“Oh yaudh lanjutin aja, maaf ya ganggu”
“Iya, gpp kok ham”
Mulai dari malam itu aku menjadi semangat menjalani
hari-hari ku terutama ke sekolah karena aku bertemu dengannya setiap hari.
Namun, masalahku yang dulu dan sekarang masih sama, kaku ketika berada
didekatnya. Aku hanya bisa berbicara dengannya melalui pesan singkat saja.
Saat di sekolah dan jam istirahat teman dekatku
bercerita bahwa Indah kesal denganku karena selalu tidak ingin berbicara
dengannya. Mendengar hal itu aku merasa bingung akankah ia mau menjadi
kekasihku jika sifatku yang kaku ini masih ada.
“Ham sini gue mau ngasih tau lo sesuatu” kata Joni.
“Apa jon?”
“Tadi gue gak sengaja denger
cerita dia ke temennya kalau dia kesel sama lo yang selalu cuek sama dia.”
“Yang bener?” gue memastikan.
“Iya beneran”
Seminggu berlalu dengan
kebingungan yang masih ada dipikiranku, terdengar kabar bahwa Indah sedang
dekat dengan seorang pria. Dari situ sudah dapat dipastikan bahwa aku hampir
putus asa untuk melanjutkan perjuanganku. Teman dekatku, Joni, selalu
memberikan dorongan kepadaku untuk terus berjuang dan tidak kalah dengan rasa
takutku. “Ham, kita temenan udah lama kan?” tanya Joni.
“Iya Jon, kenapa?”
“Gue udah kenal lo dari lama,
dan lo tau kan dari dulu kalau kita ngadepin masalah selalu bareng-bareng dan
kita gak kenal putus asa.”
“Tapi jon...”
“Tapi apa? Mana Ilham yang
gue kenal dulu? Ilham yang sekarang melempem kayak kerupuk basi.”
Setelah berpikir keras
akhirnya semangatku muncul kembali dan aku berusaha menghilangkan sifat putus
asaku. Itulah temanku, selalu memberikan motivasi terbaik kepadaku.
Saat pulang sekolah aku
memberanikan diri untuk berbicara dengannya. Semangatku sedang membara dan
mengalahkan rasa takutku. Aku ingin mengajaknya makan siang di luar.
“Halo ndah, belum pulang?”
“Belum ham, lagi pengen di sekolah.”
“Ndah mau makan siang bareng gue gak?”
“Sekarang ham?”
“Iya.”
“Yaudh ayok ham.”
Hatiku sangat senang sekali ia menerima tawaran makan siang pertamaku.
Di sela-sela makan siang kami berbincang-bincang sampai pada akhirnya aku
mengungkapkan perasaanku kepadanya.
“Ndah, gue mau ngomong sesuatu.”
“Apa ham?”
“Tapi gue mau jawaban yang jujur dari lo.”
“Iya ham apa?” tanya Indah penasaran.
“Sebenernya gue...”
“Gue apa?”
“Gue suka sama lo.”
“Hah suka sama gue?”
“Iya gue cinta sama lo dari dulu ndah, tapi gue selalu gak bisa
ngomongnya ke lo. Lo mau kan jadi pacar gue?”
“Iya gue mau ham.”
cerpennya mantap sekali aku minta buat pekerjaan skolah
BalasHapusPlay at the best casino site - Lucky Club
BalasHapusLucky Club offers a great selection of gambling, sports betting, casino games and poker room. Register now to enjoy unique promotions and promotions. Rating: 4.6 · 5 reviews luckyclub